Kamis, 08 April 2010
Bukbis
Bukbis adalah salah seorang anak Dasamuka,raja Alengka.Ibunya bernama Dewi Urangrayung.Bukbis mempunyai empat nama lain yaitu,Kuntalamaryam,Pratalamaryam,Topengwaja,dan Bukasapta.Dalam pewayangan ia digambarkan sebagai seorang raksasa berkepala kepiting.Bukbis mati dalam perang sewaktu Ramawijaya dan bala tentara keranya menyerbu Alengka untuk membebaskan Dewi Sinta yang diculik Dasamuka.Ia mati justru dibunuh oleh Trigangga,saudara kandungnya yang berujud kera,yaitu saudara satu ibu lain bapak.Peristiwa ini terjadi ketika Bukbis dan Trigangga,atas perintah Prabu Dasamuka berhasil menculik Ramawijaya dan Laksamana dari Pasanggrahan Suwelagiri,di dekat perbatasan Kerajaan Alengka.Dengan kesaktiannya,Bukbis menyirep semua makhluk di Suwelagiri,sehingga mereka semua tertidur pulas.Dalam keadaan tak sadar,Rama dan Laksmana dibawa Bukbis dan Trigangga ke Kandabumi dan dimasukkan ke dalam kerangkeng baja.
Anoman berusaha membebaskan Rama dan Laksmana tapi dihadang oleh Trigangga,sehingga terjadi perkelahian yang seru.Ketika keduanya sedang mengadu kesaktian,datanglah Batara Narada yang segera melerai dan memberitahukan bahwa mereka berdua sesungguhnya adalah ayah dan anak.Trigangga adalah anak Anoman dari salah seorang istrinya,yaitu Dewi Urangrayung.Waktu itu Batara Narada juga menyadarkan Trigangga bahwa sesungguhnya ia telah ditipu dan diperalat oleh Dasamuka.Setelah mendapat penjelasan itu,Trigangga langsung bergegas ke Kandabumi untuk membebaskan Rama dan Laksmana.Bukbis yang mencoba menghalanginya,berhasil dibunuhnya.Setelah itu Rama dan Laksmana dibawa ke Suwelagiri dan diserahkan kepada ayahnya,Anoman.
Namun agak berbeda dengan versi pedalangan gagrak Yogyakarta,menurut versi ini Bukbis tidak dibunuh oleh Trigangga tapi dibunuh oleh Anoman.Pada waktu Trigangga berusaha membebaskan Rama dan Laksmana di Kandabumi,Anoman mengikutinya dari belakang.Usaha Trigangga dihalangi oleh Bukbis sehingga terjadi perkelahian.Trigangga tidak mampu menghadapi Bukbis yang mengenakan pusaka Topeng Waja.Dari lobang mata pada Topeng Waja itu keluar sinar maut yang menghanguskan apa saja yang dipandangnya.Atas nasihat Gunawan Wibisana,yang juga mengikuti mereka,Anoman segera bertindak membantu anaknya.Ia mengambil cermin besar dan dengan cermin itu ia membalikkan sinar maut itu memantul ke tubuh Bukbis sehingga hangus terbakar.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar