Sabtu, 10 April 2010


Burisrawa



Burisrawa adalah anak keempat Prabu Salyapati,raja Mandaraka.Ibunya adalah Dewi Setyawati alias Pujawati.Tidak seperti saudaranya yang lain,wajah dan penampilan Burisrawa buruk dan menakutkan.Keadaan Burisrawa yang demikian ini akibat hukuman dari para dewa bagi Prabu Salya yang di masa mudanya telah membunuh Begawan Bagaspati,mertuanya sendiri.Waktu itu Prabu Salya yang di kala mudanya memakai nama Narasoma,merasa malu mempunyai mertua berujud raksasa buruk dan menyeramkan.

Kakak sulung Burisrawa bernama Dewi Erawati yang diperistri Prabu Baladewa,raja Mandura.Yang nomor dua,Dewi Surtikanti yang diperistri oleh Adipati Karna.Yang nomor tiga,Dewi Banowati yang menjadi istri Prabu Anom Duryudana,raja Astina.Sedangkan adiknya yang bungsu bernama Rukmarata yang tampan dan gagah.

Sejak masih remaja,Burisrawa jatuh cinta dengan Wara Subadra,adik Baladewa.Burisrawa mengenal Subadra ketika masih gadis remaja dan masih dipanggil dengan sebutan Lara Ireng,pada saat perkawinan Dewi Erawati dengan Baladewa.Waktu itu Burisrawa mencoba merayu Lara Ireng namun dihalang-halangi oleh Setyaki sehingga terjadi perkelahian.Baladewa dan Kresna berusaha melerai mereka,dan menjanjikan kelak sesudah dewasa Burisrawa akan dinikahkan dengan Lara Ireng.

Ternyata beberapa tahun kemudian Lara Ireng alias Subadra dinkahkan dengan Arjuna,karena ksatria inilah yang sanggup memenuhi persyaratan mahar perkawinan.Burisrawa walaupun telah dibantu para Kurawa tidak sanggup memenuhi persyaratan mahar yang diminta.Dalam upacara perkawinan Burisrawa yang dibantu para Kurawa berusaha membuat onar.Namun dapat dikalahkan oleh para Pandawa,sedangkan Burisrawa untuk kedua kalinya mengadu kesaktian dengan Setyaki,dan untukkedua kalinya Baladewa dan Kresna melerai mereka.

Setelah bertahun-tahun menderita karena patah hati,Burisrawa lalu pergi meninggalkan tempat tinggalnya,di Kasatrian Cindekembang,ke hutan Krendawahana.Dia memohon bantuan Batari Durga,agar ia dapat melampiaskan hasrat cintanya pada Wara Subadra,walaupun hanya semalam saja.Dengan bantuan Batari Durga,akhirnya ia berhasil menyusup ke Kasatrian Madukara,tempat tinggal Arjuna.Kebetulan ketika itu,Arjuna sedang berburu ke hutan Minangsraya.

Di Madukara,Burisrawa mencoba merayu Subadra,tetapi tidak ditanggapinya.Karena sudah tidak tahan lagi memendam hasratnya,Burisrawa mencoba memperkosa Subadra,tetapi Subadra lebih baik mati daripada ternoda.Setelah Subadra mati,Burisrawa kebingungan dan mencoba melarikan diri.Namun ia segera ditangkap Antareja,anak Bima.Dengan bantuan Antareja pula,Dewi Subadra berhasil dihidupkan kembali.Walaupun demikian,Burisrawa tidak jadi dihukum mati,jiwanya diselamatkan oleh kakaknya,Dewi Banowati yang merayu dan membujuk Arjuna agar Burisrawa dibebaskan.

Menjelang Baratayuda,Kresna datang ke Astina selaku duta para Pandawa,untuk menuntut kembali kekuasaan atas separoh Kerajaan Astina dan seluruh Amarta.Perundingan ini gagal,bahkan Kresna dikeroyok para Kurawa.Burisrawa yang hadir di tempat itu hendak mengeroyok juga,tetapi dihalang-halangi oleh Setyaki.Terjadilah perkelahian untuk yang ketiga kalinya,namun dapat dilerai kembali oleh Kresna.Perkelahian yang tidak tuntas ini menyebabkan berkobarnya api dendam diantara mereka.Mereka sama-sama bersumpah hendak saling membunuh pada perang Baratayuda kelak.

Meskipun berujud setengah raksasa,Burisrawa tergolong sakti.Dalam Baratayuda ia banyak membunuh para prajurit Pandawa,termasuk sepuluh orang anak Setyaki.Sesuai dengan sumpah mereka,keduanya sengaja bertemu di medan laga.Perang tanding itu berlangsung seru dan seimbang.Setelah beberapa lama berperang,Setyaki kewalahan dan dapat diringkus Burisrawa.Tubuh Setyaki yang terkapar ditindihnya,tangan Burisrawa telah siap dengan candrasa untuk menebas kepala Setyaki.Dengan bantuan Arjuna,tangan Burisrawa yang terangkat ke atas yang menggengam candrasa itu berhasil ditebas dengan panah Arjuna.Tangan Burisrawa menjadi buntung,karena kebingungannya Burisrawa menjadi tidak waspada.Tiba-tiba saja Setyaki segera meraih buntungan tangan Burisrawa yang masih menggengam candrasa itu untuk ditebaskan ke leher Burisrawa.Maka tewaslah Burisrawa,anak Prabu Salya dengan candrasa pusakanya sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar