Sabtu, 15 Mei 2010


Drupadi



Dewi Drupadi adalah puteri sulung Prabu Drupada,Raja Cempalaradya.Nama lainnya adalah Dewi Krisna,Dewi Yajnaseni,atau Dewi Pancali.Setelah dewasa,ayahnya membuatkan sayembara untuk mencarikan jodoh buatnya.Ada dua versi sayembara.Versi pertama adalah versi Mahabarata,dalam sayembara ini diumumkan,barangsiapa dapat mementang Gendewa Pusaka,yaitu busur panah milik Kerajaan Pancala,akan dikawinkan dengan Dewi Drupadi.Dalam sayembara ini,sebenarnya Basukarna berhasil mementangkan Gendewa Pusaka,tetapi sebelum Karna menggunakan untuk memanah sasaran yang ditentukan,Dewi Drupadi berucap,bagaimana mungkin dia akan menikah dengan seorang bukan berdarah bangsawan.Mendengar ucapan itu dengan muka merah Basukarna langsung berjalan keluar istana.Arjuna lah yang akhirnya memenangkan sayembara ini.

Versi yang kedua adalah versi yang lazim dipergelarkan dalam pewayangan.Sayembara ini menyebutkan bahwa barangsiapa dapat mengalahkan Patih Gandamana maka dia berhak memboyong Dewi Drupadi.Akhirnya yang berhasil memenangkan sayembara ini adalah Bima.Bima turun gelanggang dan berhasil mengalahkan Patih Gandamana.Menjelang saat ajalnya,Patih Gandamana mewariskan aji Wungkal Bener dan Bandung Bandawasa kepada Bima.Waktu itu Bima ikut dalam sayembara mewakili kakaknya,Puntadewa.Menurut versi Mahabarata,Dewi Drupadi akhirnya menjadi istri kelima Pandawa,tapi karena hal ini tidak lazim menurut budaya Nusantara,Dewi Drupadi hanya menikah dengan Puntadewa.Untuk selanjutnya,Dewi Drupadi yang merupakan titisan Dewi Srigati ini selalu ikut dalam berbagai duka dan derita para Pandawa.Dari pernikahannya dengan Puntadewa,Dewi Drupadi mempunyai seorang anak bernama Pancawala.

Dewi Drupadi adalah lambang wanita yang setia dan tahan akan segala macam penderitaan,padahal dia puteri Raja.Setelah menikah dengan Puntadewa,tanpa mengeluh Dewi Drupadi pernah menjalani hidup sebagai pengelana yang keluar masuk hutan.Mereka hanya hidup dari pemberian orang,karena pada masa itu para Pandawa sedang menjalani hidup sebagai brahmana,setelah peristiwa Bale Sigala-gala.Dewi Drupadi baru dapat hidup wajar sebagai seorang permaisuri,ketika Pandawa selesai membangun Kerajaan Amarta.Namun kewajaran itu tidak berlangsung lama,karena Pandawa kalah dalam permainan judi dadu,akibat siasat licik Patih Sangkuni.

Namun Dewi Drupadi juga mempunyai sifat yang kurang baik,yakni berlidah tajam.Selain pernah menyinggung perasaan Basukarna dengan mengatakan tidak sudi kawin dengan orang yang bukan golongan bangsawan,dia juga menghina Prabu Duryudana yang dikatakan sebagai anak orang buta.Karena perlakuan Drupadi yang seperti itu,maka ketika Pandawa kalah dalam permainan dadu,Adipati Karna melampiaskan dendamnya dengan memanas-manasi Dursasana agar menelanjangi Drupadi,sedangkan Prabu Duryudana tertawa puas melihat Drupadi dipermalukan di hadapan banyak orang.Di hadapan para Pandawa,putri Raja Cempala yang juga permaisuri Raja Amarta itu diseret Dursasana dengan menarik rambutnya.Lalu di hadapan orang ramai,Dursasana menarik kain yang dikenakan Dewi Drupadi,namun secara gaib tiba-tiba selalu muncul kain baru yang menyelimuti tubuhnya.Itu semua berkat pertolongan Batara Darma,Dursasana yang berulang kali menarik kain Dewi Drupadi tidak pernah berhasil menelanjanginya,akhirnya jatuh kelelahan.Ketika itulah Dewi Drupadi bersumpah tidak akan menyanggul rambutnya sebelum dikeramas dengan darah Dursasana.Sumpah Dewi Drupadi akhirnya terlaksana,dalam Baratayuda,Bima berhasil membunuh Dursasana dan merobek dada lawannya itu kemudian menghirup darahnya.Dengan mulutnya Bima membawa darah Dursasana untuk diberikan pada Drupadi buat keramas rambutnya.

Setelah selesai masa pembuangan di hutan Kamiyaka selama 12 tahun,Pandawa dan Dewi Drupadi harus hidup menyamar selama satu tahun.Ketika bersembunyi di Kerajaan Wirata,Dewi Drupadi menyamar sebagai dayang istana yang melayani permaisuri Raja,dia memakai nama samaran Malini atau Sairandri.Sewaktu para Pandawa mengadakan perjalanan kelana untuk menjemput kematian,Dewi Drupadi menyertai mereka.Ternyata dalam perjalanan itu,Drupadi lah yang lebih dulu mati.Lidahnya yang tajam dan pernah melukai hati beberapa orang,selain itu juga dianggap lebih mencintai Arjuna dibanding suaminya,yang menyebabkan Batara Yamadipati menganggap ia yang paling banyak dosanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar